Friday, April 08, 2005

Dan kiamat tinggal sepuluh menit lagi...


Semesta.

Bumi.

Benua Asia.

Asia Tenggara.

Indonesia.

Jakarta.

Ada seorang wanita berbaju hitam sedang berjalan sendirian sore itu. Ia sepertinya menikmati perjalanannya. Ia sepertinya tidak pernah tahu bahwa berjalan sendirian dengan tenang tanpa pikiran yang kontradiktif merayapi pikiran adalah sesuatu hal yang nikmat sekali. Hari itu tak terlalu cerah, langit berawan rendah. Sesekali matahari malu-malu keluar. Ada yang salah dengan matahari hari ini. Tapi wanita itu tak tahu apa. Semilir harum rumput hijau yang baru dipotong terbawa angin ringan siang itu.

Wanita itu baru saja terpikir, seharusnya semua orang bisa bahagia. Ia tersenyum, sedikit miris. Bahagia di dunia ini. Tidak perlu ada perang. Ini hanya masalah materi. Pada dasarnya kita semua hanya kehampaan, toh setiap atom yang membentuk kita tak berisi apapun. Kita ini kosong. Karena inti atom tidak punya isi. Kita ini cuma persepsi di mata masing-masing. Kenapa kita tidak bisa, sesaat saja melupakan konspirasi tidak penting untuk saling menjatuhkan dan duduk bersama di rumput yang baru dipotong dan menikmati baunya yang segar. (atau oasis di sebuah gurun jika tak ada padang rumput...) Kenapa kita tidak bisa? Kenapa MANUSIA tidak bisa? Reality bullshit! Ini semua cuma kekosongan.

Kemudian wanita berbaju hitam itupun berteriak gembira. Wajahnya tersenyum lebar sekali sampai mukanya sakit. Ia sepertinya menemukan bagaimana caranya semua orang bisa bahagia di dunia ini. Pikirannya melesat cepat, melihat berbagai pelosok dunia dengan berbagai bahasa. Ia merogoh tas ranselnya dengan kasar, mencari-cari handphone terbarunya. “Sial! Baterainya habis!” umpatnya kesal. Teknologi memang hanya buatan manusia. Mau apa lagi. Toh, inti atom masih tetap kosong. Ia kemudian merogoh saku celananya mencari-cari koin untuk menelpon. Seharusnya ia bergegas, ia tak pernah tahu apa yang akan terjadi nanti. Karena kiamat tinggal sepuluh menit lagi.

Ada seorang pria berjas yang berjalan di depan wanita berbaju hitam. Ia baru saja menerima berita lewat telepon genggamnya, ia baru saja menjadi seorang ayah. Wajahnya berseri-seri. Ditangannya memegang bunga untuk istrinya tercinta yang melahirkan bayi perempuan yang sehat. Pikirannya dipenuhi dengan kebahagian keluarga kecilnya yang baru. Ia punya banyak harapan bagi anak perempuannya yang baru lahir itu. Ia ingin anaknya bahagia, tumbuh menjadi gadis baik yang penurut dan berhasil. Ia ingin sekali membahagiakan istrinya, memberikan rumah yang layak baginya dan membahagiakan hati istrinya. Hidup pria itu serasa baru lagi. Baginya sekarang tak ada lagi yang bisa menghalanginya. Hari ini muncul harapan baru bagi satu anak manusia yang baru lahir. Tapi sayang, dunia sebentar lagi akan berakhir berputar. Dan tidak satu manusia pun yang menyadarinya.

***

“Hari ini, aku mau bertobat.” gumam seorang pria dari sudut kamarnya dengan tangan memegang botol minuman keras. Ia seorang yang punya agama, dulu, tapi kini rasanya menatap ke langit saja, ia tak berani. Dulu ia senang mendatangi Tuhannya, selama lima waktu dalam sehari. Tapi kini, berat rasa kepalanya itu ketika menengadah kepada-Nya. Mungkin aku sudah kebanyakkan dosa, ucap pria itu dari dalam hati. Tapi hati nuraninya sekali lagi menjerit, kembalilah pada yang menciptamu. Sesungguhnya ia tahu, Sang Illahi tidak pernah meninggalkan dirinya. Sesungguhnya ia juga tahu, bahwa Sang Illahi masih memberikan kesempatan untuk dirinya untuk sekali lagi (atau berkali-kali) bertobat. Buktinya, sekarang pun ia masih hidup. Tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu seperti bayi yang baru lahir. Tubuhnya menggigil, mendadak ia merasa dingin yang sangat. Di lemparnya botol minuman kerasnya ke tembok di depannya. Bunyi remuk berpecah. Kemudian dunianya bergeming. Semerbak bau alkohol memenuhi kamar sempitnya. Dan waktu terus berjalan, tak pernah akan kembali. Tujuh menit sudah terlewat. Sia-sia. Tiga menit sisa waktunya untuk bertobat. Tapi tentu ia tidak menyadarinya.

Ia bohong ketika berkata, Tuhan tetap ada di hatiku. Tetap ada di hatinya? Tapi kenapa tak pernah menjumpai Sang Kekasihnya tersebut? Dengan cara yang disenangi Kekasihnya itu? Apa itu yang namanya tetap di hati? Ia bohong dan ia tahu, ia sadar, ia sedang berbohong. Membohongi dirinya sendiri karena Tuhan tidak pernah bisa di bohongi! Ia bohong ketika berkata, begitu sempurna senja yang Kau cipta. Karena itu cuma manis bahasa yang ia punya. Karena ia tidak pernah lagi mendatangi Tuhannya dengan cara yang disenangi Tuhannya. Ucapannya tidak pernah menjadi dalam bentuk tingkah laku. Ia malu...Tapi ia masih bisa kembali...Dan ia pun masih terus menangis dan meringkuk seperti bayi dalam rahim ibunya. Sayangnya Dunia tidak dapat menunggunya lagi. Menunggunya menyelesaikan tangisan terakhirnya.

***

Dan kiamat pun tinggal 10 detik lagi.
Sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat, tiga, dua....

Sepertinya malaikat maut kerja ekstra hari ini.

Seketika duniaku padam.

***

Penyesalan selalu datang terlambat. Kau pintar. Pasti kau juga tahu.

6 comments:

Anonymous said...

aku berjalan bergegas menuju c4. Bangsat, kenapa harus diciptakan gedung tinggi tanpa alat untuk membantu manusia sampai keatas? Tangga? Membantu sih, beberapa abad silam tapi! Sekarang, minimal lift, apa kek. Akupun geram dibuatnya.

SMS di hp ku bunyinya, "saya ada di ruangan. cepat datang kalau ingin ketemu." dari HaRsUs. Bah, orang itu paling tau kalo dia punya kuasa. terlebih lagi, dia paling tau gimana cara make kekuasaannya itu. Tergopoh-gopoh aku naik.

Ada SMS lagi. Babbbbbbiiiii, iya ini gue lagi naek, ga liyat apa kaki mau copot kayak gini? Bisa sabar dikit ga sih, Mas?

Ternyata bukan dari dia. dari pengirim yang lain. Nomernya ga ada di phonebook. 666. Hah?

"Peringatan, kiamat datang 10 menit lagi."

Apa-apaan niy? Orang gila. Gw pernah dikirimin SMS sinting tentang undian dan kuis jadi-jadian, tapi yang ini keterlaluan!

Aku terus naik tangga, masih geram.

Toh, di dalam kalbuku, semuanya ga pernah sama lagi sejak SMS dari 666 itu datang.

Akupun, entah volunter atau tidak, atau entahlah bagaimana caranya...mulai bergerak...

dari Spongebob Squarepants di jam 1/2 7 ke halaman-halaman kitab suci...
dari malam-malam penuh mimpi yang melenakan ke sajadah-sajadah lembut...

aku bergerak, ya...

dengan satu harapan, jangan sampe kiamat datang saat aku lagi bimbingan...

ouch.

the one with the random mind... said...

Yah, semoga saja kiamat masih jauh...karena gwe sendiri belum siap...

Anonymous said...

rasanya sakit.
mau tobat, tapi kok nggak buru2 dilakonin.padahal kayaknya udah napsuh banget pengen tobat.
baru deh, pas kiat di sukabumi, yang konon gunungnya udah aktif dan status 'siaga' (kalo ngga salah).

berasa deh, dikit lagi mau mati.
gemeteran.
ALLAH ridho nggak nerima aku nanti?

buru2 minta maap sm orang2 yang aku sering cela2. wandi terutama.
trus sms ibu, minta maap juga.
suasana jadi kelam, walau masih ketawa-ketiwi tanpa ekspresi (??)
***
emang ya, manusia.
suka mikir dari pake sudut manusiawinya.
gunung mau meletus, jadi nyangka bakal mati. sok tau banget.
baru mau tobat, kalo ngerasa mati udah deket. ck..ck..ck..dasar nuri sadida!!!

Anonymous said...

kelelahan dalam pertobatan membuat sang lelaki akhirnya hanya menunggu kiamat menjelang....

menunggu dan berdoa...

"Tuhan Kaulah Yang Maha Pengasih..."

[dianikarini] said...

how about...
"untuksegalasesuatuadawaktunya"?
termasuk kiamat...
hopefully not now...tapi kalo iya...after the MKT aja kali ya =D

[dianikarini] said...

si mata besar sedang membelalakkan dirinya..
menatap dunia dan menjelajahinya..
mempergunakan kelima indera dan mencoba segalanya..
semoga dia mendapatkan keinginannya..

Selamat menjadi Wakil ABNON'05
CONGRATS FOR UR ACHIEVEMENT!!!
Wish you luck, SiJe! =)

:: dianikarini.com ::